
Lahir di Banjarmasin, 24 April 1977. Menyelesaikan pendidikan
pada Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia di FKIP UNLAM
Perempuan Para
Sebelum subuh datang menyapa
Kau buka kelopak mata
Meski tangan menggayut dada
gigil memeluk raga
nyeri tetek masih tersisa
Kau kekeh tuk beranjak
salut
Sebelum bilal lantun suara
Panggil kelana bernapas fana
Yang terlena dalam buaian
Kau tanak nasi penghimpun raga
Kau goreng ikan sisa yang hampir basi
Menghias meja membuka pagi
takjub
Sebelum melihat tatap senyum suamimu
makin memudar bara lunglai terkulai sansai
Sebelum tangis kecil gema menyayat
Kau berpijak tanah membuat segunduk harap
Sepeda butut terkayuh di jalan sarat liku
Meski kabut enggan berpulang ke peraduan
Kaki-kaki embun berpijak pelan
Kau berputar dengan perlahan
Dari para ke para yang lain
Menoreh harap sepekan dinikmat hitungan hari
bangga
Perempuan para
Sebegitu kisahmu senyum tetap sumringah
Sebegitu nasibmu cinta takkan berpindah
kesetiaanmu
kesabaranmu
ketegaranmu
decak bersimbah
Perempuan para
Di dadaku menumpuk ragu
Ku tak yakin bisa sepertimu
Murung Pudak, 10 Mei 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar